HARDIKNAS di kaki gunung Tambora

IMG_8482

 

SMPN 1 Tambora, desa Rasa Bou, Kecamatan Tambora

2 Mei 2013

Pelaksanaan upacara bagi seluruh pelaku pendidikan di Tambora, diikuti oleh seluruh karyawan UPT Tambora, kepala sekolah SD, SMP hingga SMA, guru-guru, serta siswa-siswi dari tingkat SD hingga SMA di kawasan Satuan Pemukiman 1 (SP1).

“Semoga pendidikan di Tambora semakin maju, karena pendidikan adalah vaksin penyakit sosial serta elevator kesejahteraan masyarakat.”

Muhammad Nuh dalam pidato Hardiknas 2013, disampaikan oleh Dae Nai (Zaenudin) Kepala UPT Kecamatan Tambora)

photgraph by: Faisal Jamil, pengajar muda SDN Tambora.

Kelambu Merah Jambu

30 April 2013

21.11 WITA

Dulu sebelum aku diberangkatkan ke daerah penempatan, aku dan teman-temanku dibekali banyak hal, salah satu hal nyata yang kami dapatkan adalah seonggok kelambu merah. Oooh betapa centil sekali warna kelambu ini, namun sayang sekali pesona merah jambu nya baru aku nikmati hari ini. Sebuah hari dipenghujun bulan April. Entah mengapa sudah lama sekali kelambu merah jambu ini terlantar layaknya bunga hutan, indah namun tak diketahui banya orang, sama halnya seperti kelambu ini, punya potensi besar, namun terabaikan oleh sang empunya. Empunya tiada lain tiada bukan adalah diriku sendiri.

Kata masyarakat tempat desaku tinggal, desa Labuan Kananga, kec. Tambora, kalau ada orang baru datang ke sini, mestilah ia akan terkena sakit Malaria. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ganas yang punya parasit bernama Plasmodium. Oleh karena itu, dari pihak yayasan membekali kami kelambu merah untuk mencegah sang plasmodium masuk ke dalam darah, sehingga menyebabkan apa yang sering disebut sebagai malarindu eh malaria. Sepatutnyalah aku menggunakan kelambu ini demi keselamatan jiwaku, memakainya di kamar tidurku.

Sepuluh bulan sudah ku menghuni kamar ini, kamar kecil berukuran 5×4 m, berdinding triplek, berlantai kayu dengan pintu yang disertai dengan gorden berwarna ungu berenda. Kamar ini akan menjadi sangat dingin di malam hari dan menjadi sangat panas di siang hari, dikarenakan atapnya yang terbuat dari seng. Kalau siang sepulang sekolah, aku sudah seperti ikan bakar yang siap di santap. Kamar ini selalu dalam kondisi kadang berantakan dan kadang kurang rapih (lah kapan beresnya?) hahaha….Yah, disudut-sudut kamar ada beragam tumpukan dus, dus buku, dus sumbangan tas hingga dus perlengkapan mengajar. Saya tidur di atas kasur besar, muat untuk dua orang, tempat tidurnya terbuat dari kayu. Aaahh….kamar ini sudah menjadi hidupku, semuanya ada disini.

Yah semuanya ada disini, kecuali si kelambu merah jambu itu, kemanakah ia? Padahal Continue reading “Kelambu Merah Jambu”