curhat mudik 2#: KEBELET

yap curhat mudik kali ini bertema KEBELET…hahaha….

KEBELET satu momok menyeramkan bagi banyak para wanita yang suka bepergian jauh.

loh kenapa wanita?

berdasarkan penelitian frekuensi wanita untuk BAK (buang air kecil) lebih sering dibandingkan dengan pria, secara ilmiah hal itu sudah terbukti. silahkan googling klo ga percaya. tapi karena saya baik hati, tidak sombong, gemar membantu nenek-nenek menyebrang jalan serta selalu memberi duduk pada ibu-ibu hamil di bus (walopun nilai PPKN saya waktu dulu B) ini saya kasih infonya:

Wanita lebih sering pergi ke toilet daripada pria. Hal ini berkaitan dengan volume kandung kemih, yang lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita. Pria memakan waktu lebih lama untuk memenuhi kandung kemihnya sehingga mereka lebih jarang buang air kecil.

sumber: http://majalahkesehatan.com/buang-air-kecil-terlalu-sering-apa-

Yap kembali ke perjalanan mudik saya. Kebelet pun menjadi satu hal yang saya takuti bila sedang dalam perjalanan panjang. Beberapa kali saya pernah terjebak dalam sebuah situasi menegangkan, mengundang keringat dingin dan degupan jantung yang begitu cepat, terkait dengan kondisi kebelet. Saya namakan beberapa tragedi ini dengan tragedi kebelet.

Pernah kebelet? Baik kebelet ingin mengeluarkan benda padat (BAB) maupun kebelet ingin mengeluarkan cairan (BAK) . Saya yakin semua orang pernah merasakan yang namanya kebelet. Tapi tragedi ini sungguh luar biasa, kebelet telama yang pernah saya alami dan tentunya sungguh menyiksa jiwa raga dan psikologi saya selama perjalanan. Baiklah…

Tragedi Kebelet 1#

Peristiwa ini terjadi kira-kira ketika saya tingkat 2 (atau tingkat 3 ya? lupa) intinya ketika saya masih duduk di bangku kuliah S1. Sore itu saya pulang kuliah sendiri mengendarai muntam, yang selalu setia sejalan dan seirama. Ditengah perjalanan dari kampus ke kopo, yang tentu saja memakan waktu cukup lama, dan jarak yang tidak dekat (sekitar 10 km dari kampus ke rumah), tiba-tibaaaa….saya merasakan kontraksi tidak bersahabat di perut…aaaarggggh….saya lupa BAB pagi ini, dan lupa menuntaskannya ketika di kampus. Sampai di leuwi panjang kontraksi mulai menjalar ke bagian belakang, waaaah parah….perjalanan masih setengah lagi menuju rumah, dan saya lupa itu sore hari…kondisi diperparah dengan rutinitas kemacetan di sepanjang jalan kopo. wuadooooooooooooooooh….saya pun mencoba memberikan mindset baik pada seluruh tubuh saya bahwa ‘everythings is gonna be ok’ hingga sampai rumah nanti, saya yakin saya bisa bertahan.

Sempet berpikir untuk berhenti di sebuah tempat dan segera menuntaskan panggilan alam yang tak diundang ini, namun saya bingung..mau berhenti dimana? pom bensin? supermarket? haaa…udah ga sempet lagi terpikir untuk berhenti…pengen cepet-cepet sampe rumah. Akhirnya perjalanan pun sampai di jalan kopo, dan memang…jalan kopo macet sore itu, kondisi di mobil sudah ga karuan, saya berusaha mengalihkan perhatian dengan menyalakan musik, mematikan ac, dan banyak usaha lainnya. Namun semua itu nampak sia-sia…kontraksi perut masih bergejolak bahkan semakin parah.

Setelah satu jam bertahan di atas mobil..akhirnyaaaaaaaa…..saya sampai juga di depan rumah, tanpa pikir panjang lagi, buka pintu mobil, buka pintu garasi, ketok-ketok pintu dengan posisi sudah tidak proporsional lagi dan dengan napas setengah-setengah (berharap orang di rumah segera membuka pintunya). Ketika pintu dibuka, menerobos masuk (lupa salam), sambil teriak pengen e********……….

si mamah yang buk apintu cuma bengong2 pastinya.

lalu di kamar mandi? — tidak usah diceritakan — hal terdamai yang pernah saya alami.hahahaha….

saran saya bagi anda yang mengalami ini:

– dicegah dengan BAB rutin sesuai dengan siklus yang anda punya (karena tiap orang punya siklusnya masing-masing).

– jangan pernah menahan yang namanya kebelet BAB dimanapun anda berada, karena akibatnya akan parah ketika anda sudah dalam perjalanan.

– bila kejadian ini sudah terlanjur, segera cari tempat terbaik…minimal pom bensin, klo ada rumah temen terdekat kunjungi saja, itung-itung sekalian silaturahim.hehe

Tragedi Kebelet 2#

Nah, cerita berikutnya, kalo tadi kan kebelet BAB di dalam kondisi saya sedang dalam kendaraan pribadi dan dalam perjalanan kerumah. Kebelet yang satu ini, tidak akan pernah saya lupakan sepanjang sejarah kehidupan saya. Tragedi ini terjadi beberapa bulan yang lalu, saat saya sedang mengunjungi kakak angkatan saya di daerah Banjar, Ciamis. Ketika pergi ke Banjar, saya berangkat pagi hari dengan menumpang bus BUDIMAN jurusan Bandung-Pangandaran dari terminal caheum. Sistem bus disana adalah hukum rimba, siapa cepat dia dapat, siapa yang duluan datang dia yang dapat, mana bus yang ada disana, ya itulah bus yang harus kita tumpangi.

BUDIMAN punya dua jenis bus, bus AC dan non-AC, awalanya saya berpikir lebih baik naik bus AC karena perjalanan panjang dan saya butuh yang adem-adem lagipula harganya tak jauh beda dengan bus non-AC cuma beda 3ribu rupiah. Namun saat itu nasib membawa saya untuk naik bus non-AC, saya pikir tak apalah toh sama-sama bus, kendaraan beroda empat berbodi besar yang akan mengantarkan saya ke tempat tujuan, sambil ditemani oleh angin sepoi-sepoi. Oyah, FYI, bus BUDIMAN AC dan non-AC jurusan bandung-pangandaran atau bandung-karang pucung, keduanya tidak dilengkapi dengan fasilitas toilet on road, jadi, hindari kebelet se dini mungkin…kalo ingin BAK apalagi BAB, pikirkan sebelum berangkat, atau tunggu sampai bus ini berhenti di salah satu restoran daerah TASIK!!!!. hahaha….

Nah, saat berangkat menuju Banjar, semuanya berjalan baik-baik saja, dan saya pun Alhamdulillah selamat sampai di desa Karangkamulyan, Banjar. Disana saya menginap tiga hari dua malam, di tempat kakak angkatan saya, melihat calon sentra tenunan disana, hohoho….sambil bermain-main ke sungai dan hutan sebelah rumah.

Hari ketiga saatnya saya pulang, karena desa tersebut berada di lintas jalan menuju pangandaran dan jawa, maka saya tidak harus ke terminal ciamis terlebih dulu untuk pulang ke Bandung. Di pinggir jalan saya tinggal nyetop satu bus (yang juga BUDIMAN) baik dari Pangandaran maupun Karang Pucung, yang tujuannya Bandung (yaiyaalah mun tujuannya Padang mah saya pulang kampung weh sakalian). Nah, pagi itu saya menanti di pinggir jalan, persiapannya saya sudah BAB dulu tadi pagi, untuk menghindari kebelet di tengah jalan. Tapi saya lupa, klo tadi pagi saya minum teh manis cukup banyak, teh yang disuguhkan oleh tuan rumah, saya lupa penyakit kebelet saya bisa kambuh kalau minum teh banyak-banyak di pagi hari. Namun apalah daya, saat itu saya belum merasakan gejala-gejala berarti, sampai bus BUDIMAN jurusan bandung pun datang, lalu saya naiki.

Di atas bus, sudah penuuuuuuuuuuuuuuuh….akan makhluk-makhluk yang akan menuju Bandung, hari itu hari minggu, yah wajar lah banyak orang yang mau pergi ke Bandung, atau sekedar main atau kembali ke tempat kerjanya. Bus yang saya naiki adalah bus AC dengan seat 2-3, akhirnya saya dapat tempat duduk di sebelah ibu-ibu dengan dua anak. Yah berbagi rasa berbagi cita, empet-empet-an di bus dengan kapasistas 60 orang-an dengan AC yang menyala kencang, serta jalan bus yang bergoyang-goyang karena kelokan.

Tak berapa lama bus berjalan, sekitar 5 menit….eh bus berhenti di sebuah restoran kecil di pinggir jalan. Ternyata tenpat pemberhentiannya berbeda dengan ketika berangkat waktu itu. Saat pergi bus BUDIMAN berhenti dua kali, satu di daerah Tasik, disebuah restoran cukup besar, dan satu lagi di daerah (mmh..ga apal), di sebuah pom bensin. Saat bus itu berhenti, saya ikut turun saja, seperti layaknya penumpang lainnya, ada yang ingin makan (karena mereka sudah lebih dulu jalan dibanding saya), ada yang mau ke wc, ada yang sekedar duduk, nah itu saya…saya cuma duduk-duduk bengong doang liat jalan. Saya tidak berminat sama sekali untuk makan, dan juga untuk ke wc…saat itu pikiran saya, Continue reading “curhat mudik 2#: KEBELET”

Marhaban Ya Tesis

bulan September ini menjadi saksi bisu dimulainya perjuangan nyata merebut medali Gajah Perak 2012!!!!

huwaaaaaaaaaaaaaa…….

dan perjuangan pun dimulai hari ini…

baru beres bimbingan tadi siang, fresh from the oven, semoga semangatnya bisa terus stabil..istiqomah…

Alhamdulillah…Allah memang selalu mempertemukan dan memasangkan hamba-hamba-Nya dengan tepat..haha…

saya dapet dua pembimbing…

dua-duanya..orang hebat

dua-duanya..orang yang memiliki keteraturan waktu

yang satu ahli di bidang produk dan yang satunya lagi ahli di bidang tekstil dan grafis

semoga bisa saling melengkapi…

tinggal sejauh mana kemauan, kemampuan dan usaha saya…

hehe…

mohon doanya kawan-kawan

semoga APRIL 2012 saya dapat merebut medali tersebut dan menjabat erat tangan rektor ITB di sabuga

aamiin

curhat mudik #1 : ‘Pengamen’ Dermaga

setelah edisi curhat Ramadhan berlalu, maka kini telah terbit edisi curhat mudik. semoga terhibur 🙂 dan bermanfaat.

wuaaaah udah sepekan lebih blog ini ditinggal sang empunya…ditinggal mudik dan persiapan semester baru-mohon doanya, yang punya blog lagi mempersiapkan amunisi untuk menghadapi tesis. Selama perjalanan mudik gatel rasanya pengen update blog, karena selama di jalan dan di kampung banyak banget peristiwa yang seru buat di share. But, mudik is about silaturahim and gathering with family, so..hentikan segala kegiatan yang mengacu pada individualitas, seperti mojok  alay sambil ngetik-ngetik sms, lalu senyum-senyum liat status FB orang, jadi saya coba nikmati perjalanan, sapa orang sebanyak-banyaknya, resapi anugerah alam, dan wisata kuliner pastinya!!!. huahahaha…sebuah konsep mudik yang asik, karena saya merasa jauh dari tuntutan keseharian di Bandung, untuk sementara waktu.

kesibukan pelabuhan merak (sumber: dokumentasi mudik pribadi)

mmh….cerita mudik kali ini diawali dari sebuah cerita di ujung pulau…dimana ketika mudik tempat ini menjadi salah satu tempat ter sibuk yang ada. Dermaga penyeberangan!..yaps, dermaga merupakan tempat hilir mudiknya kapal-kapal besar (feri) yang akan menyeberangkan para pemudik dari satu pulau ke pulau yang lainnya, tidak hanya para pemudiknya saja yang diseberangkan tetapi juga kendaraan mereka ikut terangkut di dalamnya.

Di hari-hari biasa dermaga di dominasi oleh kendaraan pengangkut bahan makanan kebutuhan sehari-hari, truk-truk besar serta bus-bus antar provinsi antar pulau (klo antar kota antar provinsi (AKAP), antar kota dalam provinsi (AKDP) klo ini apa ya singkatannya..mmh…APAP…haha ngarang). Sedangkan ketika arus mudik melanda dermaga dipenuhi oleh banyaaaaaaaaaaaak mobil pribadi yang hendak pulang ke kampung halamannya melalui jalur darat. Salah satu tempat penyeberangan yang saya lalui selama perjalanan mudik adalah pelabuhan MERAK dan BAKAHEUNI, ya so pasti saja…karena saya dan keluarga mudik ke pulau Sumatera.

Ada yang menarik dari dermaga-dermaga yang ada di merak dan bakaheuni, sebenarnya ini sudah saya perhatikan sejak lama, saat saya masih kecil pun sudah ada keberadaannya, apakah itu?

‘Pengamen dermaga’, saya sebut istilah ini sebagai sebuah fenomena unik yang ada di tempat penyeberangan merak-bakaheuni (dan mungkin ada juga di tempat penyeberangan lainnya). Yaps…didermaga-dermaga yang ada di merak-bakaheuni banyak sekali ‘pengamen dermaga’. Pengamen kan biasanya meminta duit dengan menjual jasa atas suara dan permainan musiknya, naaah di dermaga para ‘pengamen’ ini tidak memamerkan keahliannya dalam bernyanyi dan bermain musik, namun memamerkan KEBERANIANNYA untuk terjun dari ketinggian. Daaaan ketinggiannya ga nangung-nangung…mereka berani terjun dari ujung kapal hingga cerobong tertinggi kapal feri. wuiiiiih sadisnyooo…..dan tentu saja itu semua tidak haratis sodara-sodara….mereka mau melakukannya bila diberi uang sebelum dan sesudah terjun dari kapal ke laut. Sebuah cara ‘mengamen’ yang unik kan?.

pengamen dermaga siap meloncat dari atas kapal (sumber: dokumentasi mudik pribadi)
pengamen dermaga siap terjun!!! (sumber: dokumentasi mudik pribadi)

Nah…bagaimana sebenarnya modus operandi mereka?….jadi saat kapal merapat di dermaga, semua mobil, motor dan pejalan kaki mulai memasuki kapal dengan tertib. Ketika mobil dan motor sudah terparkir dalam kapal, biasanya para penumpang yang merupakan para pemudik akan turun dari kendaraan menuju ke tempat peristirahatan penumpang yang ada di tengah dan atas kapal. Biasanya para penumpang akan lebih tertarik nongkrong dan duduk-duduk di tempat terbuka dibanding duduk manis di dalam ruangan kapal (dimana ada tempat duduk, tv dan bahkan karaoke), tempat terbuka tersebut berada di bagian paling atas kapal, disana menjadi tempat favorit karena penumpang dapat melihat pemandangan sekitar laut dan dermaga, tapi yaaah siap2 aja masuk angin…secara disana anginnya besar membahana..hahaha. Nah, ketika para penumpang sudah mulai ramai memadati tempat istirahatnya, para pengamen dermaga ini pun mulai beraksi, mereka berdiri di pagar-pagar kapal, seraya berteriak meminta perhatian dan tentunya meminta duit…mereka memamerkan keberaniannya dengan berdiri tanpa berpegangan pada apapun di pinggir pagar kapal, lalu berusaha meminta duit kepada setiap orang yang berada didekatnya dan tertarik untuk melihat aksinya.

Tidak sedikit orang yang tertarik dan penasaran akan aksi dari mereka, mendekat dan memberi sejumlah uang, kalau diperhatikan jumlahnya lumayan ciiin…ada yang ngasih srebu, lima ribeng bahkan sampe 20 ribeng!!!. Setelah merasa cukup dengan apa yang sudah mereka peroleh, biasanya para pengamen dermaga tersebut kemudian mengambil tempat yang paling baik untuk meloncat, semakin tinggi tempat yang mereka naiki, semakin mahal bayarannya. Ketika sudah tiba di tempat yang menurut mereka tepat, lalu mereka mengambil ancang-ancang, sambil memamerkan beberapa gaya, membuat yang melihatnya semakin berdebar-debar penasaran…dan beberapa detik kemudian…HAP (suara loncat)….SUIIIIING (suara terbang di udara) dan BYUUUUUUUUUR!!!!!!!….suaranya kencang membahana diikuti dengan deburan air disekitarnya dan tarikan nafas para penonton yang harap-harap cemas melihat apa yang akan terjadi selanjutnya…kemudian dengan lihainya pengamen dermaga tersebut muncul di permukaan air, menggoyang-goyangkan kepalanya,membasuh muka, mengerjap-ngerjapkan mata (emang keliatan ya?!) lalu melambaikan tangannya ke atas…lalu para penumpang yang menonton riuh pun bertepuk tangan dan berteriak…sebagian lain ada yang melemparkan duit mereka ke arah laut agar bisa diambil olehnya.hoohoho..sebuah pemadangan yang luar biasa, yang selalu saya lihat bila saat penantian keberangkatan kapal.

mencari rezeki di dermaga (sumber: dokumentasi pribadi)
menguji nyali (sumber: dokumentasi pribadi)

Para pengamen dermaga ini adalah anak-anak muda pria (pastinyalah ya)….yang sudah terbiasa mencari duit dipinggir dermaga saat kapal sedang melakukan bongkar muat, pastinya saat-saat mudik seperti ini mereka mendapatkan rezeki lebih, karena jumlah penumpang yang begitu banyaknya, serta jadwal keberangkatan di tiap dermaga yang begitu padat. Saat itu saya berfikir dari mana mereka datang? siapa mereka? apakah mereka orang jawa? atau orang sumatera?, karena fenomena ini ada di kedua tempat penyeberangan, baik merak maupun bakaheuni.

Tidak begitu jelas asal muasal fenomena ini yang pasti ini sudah dilakukan sejak lama, karena semenjak saya kecil (saat SD maksudnya, soalnya klo masalah kecil sampai saat ini saya juga masih kecil-bentuknya-haha), keberadaan pengamen dermaga ini sudah ada, beraksi setiap kapal akan datang dan berangkat. Kalau dipikir lagi ini pekerjaan yang penuh dengan resiko, terjun dari ketinggian kapal feri, tanpa menggunakan satupun alat bantuan, di pinggir kapal pula..ckckckc…sungguh luar biasa beraninya mereka. Dan saya yakin duit yang mereka dapatkan tidaklah sedikit, bila saat mudik kapal feri akan berangkat setiap satu atau dua jam sekali di setiap dermaga, sedangkan jumlah dermaga saja lebih dari 5, dan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya ada saja orang yang mau memberi mereka lebih. Pihak dermaga pun sepertinya tidak ada yang melarang kegiatan mereka, bahkan cenderung membiarkan.

Pengamen dermaga, menjadi sebuah fenomena yang menarik dan akan terus ada turun-temurun,

selama mudik tetap ada,

selama tempat penyeberangan feri tidak diganti dengan jembatan penyeberangan (seperti di SURAMADU),

selama para petugas tidak melarang kegiatan mereka,

dan selama masih ada orang yang ingin berbagi rezekinya.

Lalu pertanyaannya….

haruskah kegiatan mereka dihentikan?

haruskah petugas dermaga melarang mereka ‘mengamen’ di dermaga?

haruskah ku teteskan air mata di piiiipiiii (lah teu nyambung)…

yah bagaimanapun kedepannya, semoga yang terbaik bagi banyak pihak…aamiin.